Posted on: June 20, 2023 Posted by: adminmajalah Comments: 0
Spread the love

Oleh: Wuriana Pancasiwi, S.Pd.SD. (SDN Panambangan, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah)

  Membaca merupakan pintu gerbang dunia. Melalui membaca bisa mengetahui segala hal yang belum diketahui di dunia ini. Membaca merupakan pengetahuan dasar. Membaca harus dimiliki oleh setiap siswa untuk memperoleh pengetahuan yang lainnya. Siswa tidak cukup hanya memiliki kemampuan. Tetapi juga dibutuhkan keinginan yang kuat. Kemampuan dan keinginan membaca akan berdampak pada pengetahuan serta keterampilan siswa (Fitriana, 2017).

  United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), tahun 2012 menyampaikan indeks minat baca di Indonesia hanya 0,001. Hal ini memiliki arti setiap 1000 orang, hanya ada 1 orang yang mempunyai minat membaca (Wahyuni, 2019). Hal ini sejalan dengan laporan Internatioanal Education Achievement yang menunjukkan anak-anak Indonesia memiliki kualitas membaca yang rendah. Peringkat Indonesia berada pada posisi ke-29 dari 31 Negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika (Schleicher, 2019). Sekarang memasuki zaman 4.0, minat membaca murid harus ditingkatkan. Khususnya murid di Sekolah Dasar. Dengan perkembangan IPTEK, sumber informasi semakin mudah diakses. Dengan meningkatkan minat membaca, diharapkan siswa dapat mengambil hal positif. Selain itu, dengan banyak membaca, siswa akan terhindar dari hal-hal negatif dan siap menghadapi perkembangan zaman (Benediktus, 2017).

  Permasalahan nyata yang dihadapi saat ini, siswa-siswi cenderung lebih suka bermain game online, menonton video di youtube atau menonton acara televisi dan sebagainya. Kondisi demikian, menjadikan siswa makin enggan membaca buku. Buku dianggapnya kurang menarik. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan minat baca dan dimulai dari pendidikan SD (Sudarsana, 2014). SD Negeri Panambangan Korwilcam dindik Cilongok meningkatkan minat baca siswa dengan Guess the Question. Menurut KBBI, minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan. Sedangkan baca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Sehingga minat baca adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan untuk melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis secara bahagia atas kemauan sendiri atau dorongan lain.

  Minat baca juga merupakan keinginan atau gairah dari perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat memperoleh manfaat baginya. Dalam aktivitas membaca, pikiran dan psikologis terlibat secara aktif.

  Meningkatkan minat baca pada siswa SD dengan GTQ (Guess the question) yang berarti “tebak pertanyaan” dilakukan dengan cara antara lain: guru memberikan pertanyaan sebelum pelajaran dimulai atau di sela-sela pelajaran berlangsung agar siswa tidak bosan. Pertanyaan bisa dengan lisan, atau melalui aplikasi online (Misal: wordwall, kahoot, dll). Guru juga bisa membuat kartu pertanyaan yang menarik. Siswa yang datang lebih awal berkesempatan memilih kartu pertanyaan lebih awal. Saat pulang, siswa harus menjawab pertanyaan yang diambil saat datang. Siapa yang bisa menjawab dengan benar, siswa pulang lebih awal.

  Kegiatan tersebut membuat siswa berlomba-lomba membaca buku untuk mencari jawaban. Selain membaca buku, bisa juga bertanya kepada teman. Teman bisa menjadi tutor sebaya. Soal juga tidak hanya disiapkan oleh guru. Melainkan oleh siswa. Siswa akan membuat soal dengan mencari referensi secara mandiri dan begitu juga dengan jawabannya. Sehingga siswa termotivasi untuk membaca.

  Siswa telah berlatih mandiri. Siswa menggunakan waktunya untuk belajar dengan bahagia. Karena ada minat dan keinginan dari diri sendiri. Siswa mencari jawaban dan membuat soal tanpa merasa terbebani. Selain itu, pelaksanaan Guess the question tidak harus di kelas. Namun pada tempat yang nyaman lainnya sesuai keinginan siswa di lingkungan sekolah. Hal ini agar siswa tidak jenuh dan lebih mudah dalam memahami pembelajaran. Reward perlu diberikan guru agar siswa lebih termotivasi. Minimal dengan mengijinkan siswa pulang terlebih dahulu dan diberi tepuk tangan.

  Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa GTQ memiliki peran penting dalam mengembangkan minat baca siswa di SD Negeri Panambangan. Dengan kata lain, kebiasaan membaca di SD Negeri Panambangan akan menjadi dasar bagi siswa. Membaca menjadi suatu kebutuhan siswa sehingga dilakukan dengan sepenuh hati. Siswa akan tumbuh menjadi kritis dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Siswa selalu memiliki keinginan untuk mencari solusi. Hal ini dapat mendorong siswa memahami dengan lebih mendalam sehingga dapat memutuskan sesuatu dengan bijaksana. Berdampak pada peningkatan hasil belajar yang lebih baik.

 

Daftar Pustaka

  1. Benediktus. 2017. Upaya Guru Meningkatkan Minat Baca Pada Siswa Kelas III. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10. http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/download/8137/7743
  2. Fitriana. 2017. Peningkatan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Pada Siswa Kelas Iiib Sd Negeri Jageran Improving the Reading Interest of Grade Iiib Students of Sd Negeri Jageran By Using Big Book Media. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(6), 550–557.
  3. Schleicher, A. 2019. PISA 2018: Insights and Interpretations. EOCD
  4. Sudarsana, Undang. 2014. Modul 1: Pembinaan Minat Baca, (Online), (http://repository.ut.ac.id, diunduh 10 Januari 2019).
  5. Wahyuni, Sri. 2019. Pengaruh Teknik Story Reading Dalam Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Kelas 1 SD. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Volume 07 Nomor 03 Tahun 2019, 3040 – 3049
Kunjungan:8
Hari Ini: 1
Total: 1275

Leave a Comment